on Wednesday, June 8, 2016
“Come on, you can do it ! Hap hap hap ! Tosssss !”
“Do you believe Me? Do you believe I can do it ?”
“I forgive you”
“Okay, that’s enough crying, now let’s walk again”
“Good job ! Tos dulu dong!”
“Really ? I don’t think so”
“I see you there. Can you see it too ? Can you see it the way I see it ? Can you see it as far as I can see it ?”
“I heart you. I will always will”
“Gua percaya lu pasti bisa pa. Semangat dulu lah. Yok semangat. Hap hap hap ! Tosss !”
“Ah masa ?”
“I know this heart (pointing to my heart), I know that you are going to do it. I know yourself too far, better than what you know. Cause I know this heart, I made it. It will follow Me.”
“Smileeeee ! Cheersssssssss!”
“I even never have any idea to leave you for a second.“
“Gapapa. Udah tau kan salahnya dimana ?”
“Kamu yang harus berubah kalau mau lihat generasimu berubah”
“Bajunya kaya anak-anak”
“Masa pake kaos mau ke L*H? Ga banget”
“Itu mulu yang ditanyain.”
“Sini peluk dulu”
“Anak Bapa”
“Gini loh pa..... (Then start explaining clearly)”
“Bapa juga sayang epa. Selalu.”
"Inget ga sih pa waktu Kita kesitu dulu (Habis itu ngobrol panjang lebar)"
“We are gonna make it pa”


Malam ini saya berusaha menuliskan beberapa kalimat yang paling sering saya dengar dari Seseorang yang saya sebut Tuan. Malam ini saya mau menuliskan apa yang saya rasakan tentang Dia. Maybe some people are going to judge me like “Tuhan ga main blog. Ngapain lu nulis di blog tentang Dia. Berdoa aja di kamar lu. Gausah dramatis (based on my prior experience)”. But i know He reads this one hahahaha. im too happy. I need to tell it out loud. Hahahaha. Its been a while since i wrote something on my blog, biar ga ada sarang laba-labanya (sok oke).


Kepada Tuan yang hatiNya hangat dan lembut seperti selimut yang dibekalkan mama dari rumah,
Terimakasih dari hati yang terdalam untuk Tuan yang telah membawa terang ke hidup saya yang gelap. My life was dark, flat, and empty. Now all i see is blessing. Terimakasih Tuan telah bersabar mendengar all my lame stories that have no end hahahahaha. Terimakasih telah menghiburkan hati saya.

Terimakasih telah mengangkat kepala saya, saya tidak tertunduk malu lagi. Terimakasih for having fun with me, laughing, and sharing Your heart with me. Terimakasih buat setiap didikan yang menyelamatkan saya dari kebinasaan. Terimakasih untuk selalu ada di setiap detik hidup saya. Terimakasih telah membuat saya pede. Terimakasih telah menegur dan menghajar saya. Terimakasih telah mencintai saya lebih dari apa yang dapat saya bayangkan.

Menulis ini agak berat buat saya. Karena sulit merangkainya dalam kata-kata. Tentang semua yang telah Tuan dan saya lalui bersama. Sangat sulit buat saya mengerti jalan pikiran Tuhan yang sering sekali berbenturan dengan fakta yang saya lihat. Tapi, terimakasih telah setia menanamkan setiap kebenaran dalam hidup saya sehingga step by step saya jadi mengerti arti dari semua keputusan Tuan, dan semuanya baik.

Terimakasih, karena Tuan percaya bahwa saya bisa bertanggungjawab atas tugas yang Tuan berikan.
Terimakasih untuk setiap pelatihan. Terimakasih untuk setiap senyuman yang membuat hati saya selalu meleleh. Terimakasih telah berbicara setiap pagi kepada saya dan menjelaskan kerinduan hati Tuan. Kadang saya terlalu egois, tapi saya mau menjadi prajurit yang tidak sibuk mikirin dirinya sendiri.

Terimakasih Tuan yang baik, telah mengobati luka-luka terdalam di hati saya karena saya harus kehilangan ayah yang sangat saya kasihi dan andalkan. Terimakasih Tuan tidak membenci saya karena telah menuduh Tuan waktu itu sebagai perebut kebahagiaan saya. Saya sangat buta waktu itu, not realizing that You felt my hurt too sewaktu saya mendengar dokter bilang kalau my dad had gone. Saya terlalu terluka sampai tidak mampu mengangkat kepala. Minder, merasa asing sendiri, tidak punya tujuan, my life was broken into pieces. Terimakasih menantikan saya bertahun-tahun di pintu yang sama sampai saya membuka pintu untuk Tuan masuk. Terimakasih karena di masa-masa terberat itu, Tuan yang selalu meneguhkan hati saya. Terimakasih karena sekarang saya punya keluarga yang lengkap. Terimakasih telah mengajar saya melihat apa arti keluarga dari sisi Tuan, bahwa tidak ada yang salah, Tuan pegang kendalinya.

Banyak ucapan terimakasih yang harus saya berikan buat Tuan. Tulisan ini tidak akan cukup menampungnya. But lets go on hahahha....

Terimakasih Tuan tidak malu berjalan dan mengajar saya yang tidak ada apa-apanya ini. Terimakasih telah menawarkan pelukan hangat  yang selalu menyelamatkan saya dari kesedihan-kesedihan saya. Terimakasih telah mengajarkan saya memiliki respon yang benar sehingga tidak kecewa dengan keadaan. Terimakasih untuk mindset yang Tuan luruskan.

Terimakasih telah menyemangati saya di setiap saat. Terimakasih, karena Tuan percaya saya bisa melakukan dan menyelesaikannya. Terimakasih Tuan telah menanggung apa yang Tuan harusnya tidak perlu tanggung.

Terimakasih, telah menjadi Ayah yang sempurna, yang bisa saya andalkan, yang bisa saya ajak diskusi, yang bisa saya tanyai setiap saat, yang bisa buat saya pelu dan saya manja-manjaan. Hehehe.

Terimakasih telah membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih. Terimakasih telah mencukupi setiap kebutuhan saya.


Terimakasih telah menjadi guru, partner diskusi, supporter, sahabat sejati, penyelamat, saudara, provider, dan segala yang saya butuhkan. Terimakasih untuk Tuan yang adalah Ayah berhati lembut dan hangat. I will always love you. (From Epa)

Finding and Walking with Him for the rest of my life will always be the best achievement i ever have in my life.
on Wednesday, January 21, 2015
Selamat malam para pembaca yang berbahagia, hahahaha. Senang sekali rasanya di malam ini saya bisa menulis di blog yang sudah lama tak tersentuh ini. Berhubung dengan jadwal kuliah dan tugas yang sangat padat serta harus mencari ide untuk menulis apa, saya harus merelakan niat menulis tertunda. Hari ini saya mau cerita mengenai seorang tokoh yang sangat saya kagumi. Beliau ini berhasil membuat saya terharu, tersenyum, sedih dan bangga selama menyimak kisahnya sekalipun saya tidak hidup dijamannya. Tapi sungguh, sosok seperti beliau kembali meneguhkan hati saya, bahwa terang itu sungguh ada. Awalnya saya ga pengen berbagi kisah ini. Tapi karena satu dua kejadian di sekitar saya, rasanya perlu juga saya menceritakan tokoh ini, agar kalian tak hilang kepercayaan atas bangsa Indonesia. Sumber kisah ini adalah buku yang beberapa hari lalu baru saya selesaikan : Hoegeng, Oase di Tengah Keringnya Penegakan Hukum di Indonesia oleh Aris Santoso, dkk.

......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Hoegeng Iman Santoso, atau yang lebih dikenal dengan nama Pak Hoegeng lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921. Beliau terlahir di keluarga penegak hukum. Ayahnya, Soekarjo Kario Hatmodjo adalah seorang jaksa di Pekalongan. Dan beliau ini kelak merupakan Kapolri tahun 1968-1971. Keluarganya berperan penting terhadap pembentukan karakternya. Disiplin dan nilai-nilai kejujuran yang ditanamkan ayahnya akhirnya membentuknya menjadi pribadi yang jujur. Ayahnya menanamkan bahwa yang penting dalam kehidupan manusia adalah kehormatan. Jangan merusak nama baik dengan perbuatan yang mencemarkan. Yang kemudian membuat keinginan menjadi polisi muncul dalam benaknya adalah kekagumannya akan sosok Ating Natadikusumah, sahabat ayah Hoegeng, yang merupakan Kepala Jawatan Kepolisian Karesidenan Pekalongan pada saat beliau masih belia. Kemudian pada awal kemerdekaan, Ating sempat menjabat Kepala Kepolisian RI wilayah Jakarta. Di matanya, penampilan Ating yang gagah dan saat berdinas selalu mengendarai Harley Davidson serta sepucuk pistol terselip di pinggannya membuat Hoegeng kecil mengidolakan Ating. Kesan yang mendalam akan Ating inilah yang membuat Hoegeng kecil bercita-cita menjadi Komisaris Polisi seperti Ating. Kata-kata mutiara dari Ating juga yang terus melekat di benak Hoegeng yaitu kekuasaan ibarat pedang bermata dua. Kalau tidak pandai menggunakannya, maka bisa mendatangkan bahaya, baik pada pemiliknya maupun pada orang lain. Ingat, hanya orang-orang berilmu yang mampu menggunakan kekuasaan yang ada dalam tangannya, untuk menolong orang-orang yang lemah dan tidak bersalah. Karena itu Hoegeng harus sekolah baik-baik, supaya bisa jadi Komisaris Polisi, untuk menolong orang-orang yang lemah dan tidak bersalah.

Jadi Hoegeng tumbuh dengan pengajaran semacam ini. Ketika membaca bagian ini, saya lantas teringat dengan sorang sepupu saya yang saat ini masih duduk di bangku SD. Anaknya sangat cerdas, rajin banget baca buku, dan kritis. Jadi sepupu saya ini dari dulu selalu diajarkan oleh ayahnya (adik kandung ayah saya, saya memanggilnya uda) dan ibunya (inanguda) mengenai kejujuran. Kejujuran itu mutlak, tidak ada yang namanya mencontek. "Kalau pun abang lihat temen-temen nyontek, biarin aja. Guru abang juga pasti tahu." Sejak kecil ditanamkan nilai-nilai integritas membuat dia ga bisa toleran dengan kecurangan. Tiap kali melihat temen-temen di kelasnya menyontek rasanya seperti tertekan. Dia kemudian melaporkannya pada uda dan inanguda saya. "Papa bilang kalau mereka nyontek guru abang pasti tahu, tapi kok mereka dibiarkan aja?" Ketika diceritakan soal ini, saya cuma bisa tersenyum bangga. Sungguh orangtua memang memegang peranan penting dalam membentuk karakter anak. Dan kalian tau apa yang terjadi dengan sepupu kecil saya ini ? Karena dia sangat idealis, akhirnya dia dibully dan dijauhi, dicemooh dan dianggap aneh. Tertekan, tidak banyak yang mau bergaul dengannya. Mengapa ? Sepertinya bisa dimengerti, di jaman yang semakin menggerus nilai-nilai kejujuran seperti sekarang, tentu kehadiran orang-orang yang idealis seperti sepupu saya ini membuat teman-teman di sekitarnya risih. Mereka terbiasa dengan kecurangan, tidak ditekankan bahwa jujur itu mutlak. Kemudian ketika mereka melihat orang lain berbeda dengan apa yang mereka anggap selama ini benar, mereka jadi risih. Sesungguhnya banyak orang tahu bahwa kecurangan itu salah, tapi karena terbiasa hidup didalamnya, lantas dianggap biasa. Seperti kata seorang dosen makro ekonomi di kelas saya, kita seringkali membenarkan apa yang biasa bukan membiasakan apa yang benar. Dan saya bersyukur bahwa adik-adik sepupu saya dididik dengan nilai-nilai kebenaran ini.

Kembali kepada sosok Hoegeng. Singkatnya beliau kemudian mewujudkan kekagumannya akan sosok Ating menjadi sebuah cita-cita dan akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan kepolisian. Hoegeng sempat kuliah di Recht Hoge School, Sekolah Tinggi Hukum di Batavia (Jakarta). Di masa-masa perkuliahannya kemudian Jepang menduduki Batavia. Pendudukan Jepang di Batavia tidak mempedulikan pendidikan, mereka hanya peduli keperluan Perang Asia Timur Raya. Begitulah, akhirnya RHS ditutup, dan Hoegeng kembali ke kampung halaman. Di masa-masa ini kemudian keluar pengumuman bahwa kursus masuk kepolisian dibuka dan Hoegeng mengikutinya. Ini adalah awal mula kisahnya.
...................................................................................................................................................................
Hoegeng melalui begitu banyak proses hingga akhirnya menjadi seorang Kapolri. Salah satu jabatan yang pernah dipegangnya adalah Kepala Reskrim di Sumatera Utara yang kemudian membuatnya banyak dikenal masyarakat. Medan yang merupakan sarang judi pada masa itu dibuat heboh dengan kehadiran Hoegeng. Awal kedatangannya di Medan dia disambut dengan rumah dinas yang sudah dipenuhi perabot-perabot oleh tukang suap (cukong perjudian pada saat itu). Geram, Hoegeng memberi ultimatum untuk mengangkut barang-barang itu. Karena tak juga dipenuhi, Hoegeng mengeluarkan secara paksa barang-barang itu dari rumahnya dan ditaruh di pinggir jalan. Maka gemparlah masyarakat Medan melihat polisi yang satu ini, ternyata ga mempan disogok. Selama memimpin Reskrim, banyak sekali kasus penyelundupan dan perjudian di Sumut yang berhasil di bongkar. Selama operasi ini juga, Hoegeng kerapkali menangkap basah anggota tentara atau polisi yang menjadi backing usaha ilegal seperti itu.

Hoegeng pernah menjabat menjadi Kepala Jawatan Imigrasi. Kisah yang begitu menarik dari bagian ini adalah saat Hoegeng menyuruh isterinya, Merry Hoegeng untuk menutup usaha toko bunga isterinya di Cikini. Padahal saat itu, usaha tersebut sedang laris-larisnya. Hoegeng tak ingin bila orang-orang yang berurusan dengan imigrasi sengaja memborong bunga untuk mendapat fasilitas tertentu.

Hoegeng juga pernah menjabat menjadi Menteri Iuran Negara atas usul Sri Sultan HB IX pada Presiden Soekarno. Semasa menjabat menjadi Menteri Iuran Negara, beliau banyak membongkar kasus penyelundupan serta menolak budaya katebelece (nota permintaan khusus), seperti budaya menitipkan saudara kita pada pihak berkuasa agar diterima bekerja. Tahun 1966, setelah banyak memperbaiki instansi yang dipegangnya, Hoegeng kembali ke barak.

Serangkaian proses yang panjang berlangsung. Its kinda hard for me to write it all to you. Singkatnya, Hoegeng akhirnya diangkat menjadi Kapolri pada 15 Mei 1968. Semasa menjabat sebagai Kapolri, Hoegeng menghapus kesan seram pada polisi di masyarakat. Ia menjadi sosok pemimpin yang sangat bisa dijangkau, bukan seperti pemimpin bayangan yang bahkan ga pernah mau turun ke jalan dan ga diketahui keberadaannya karena sibuk dibalik meja kerja. Hoegeng serta pucuk pimpinan kepolisian lainnya turun langsung ke jalan pada hari-hari ramai seperti malam Natal, malam Idul Fitri, malam Tahun Baru. Mereka berbaur dengan masyarakat dan bergabung di tengah-tengah keramaian. Usaha ini dilakukan Hoegeng untuk memulihkan citra polisi yang seperti momok bagi masyarakat. Hoegeng juga menjalin hubungan yang baik dengan pers. Polri bersikap terbuka terhadap pers dan siap menerima aspirasi dan kritik dari pers maupun masyarakat. Hal inilah yang membuat bahkan ketika nantinya Hoegeng sudah berhenti menjabat di kepolisian, namun ia tetap dipercaya bila ada yang hendak menyampaikan informasi penting. Hoegeng juga tidak gengsi turun tangan sendiri mengambil alih tugas teknis seorang anggota polisi yang kebetulan tidak ada di tempat. Contohnya, bila terjadi kemacetan, dengan baju dinas Kapolrinya ia akan menjalankan tugas polantas di jalan raya. Saya terharu sekali sewaktu membaca bagian ini. Langka sekali pemimpin seperti ini. 

Hoegeng merupakan pencetus aturan penggunaan helm yang bisa kita rasakan manfaatnya sampai saat ini. Hoegeng juga selalu datang pagi-pagi ke kantor, tidak mau telat. Akhirnya bawahannya gusar dan mengikuti sikapnya. Setiap kali ketika dia melihat bawahnnya datang pagi, dia berusaha untuk datang lebih pagi lagi keesokan harinya. Semua ini dilakukan Hoegeng sebagai seorang pemimpin agar bawahnnya belajar dari atasannya. Menjadi seorang pemimpin yang bersih di jaman yang begitu semrawut dan kotor memang tidaklah mudah. Tapi Hoegeng membuktikan bahwa ia tetap bisa bersih sampai ketika ia diberhentikan sebagai Kapolri pada 1971. "Pemerintah yang bersih harus dimulai dari atas. Seperti halnya orang mandi, guyuran air untuk membersihkan diri selalu dimulai dari kepala."

Dua kasus besar yang paling membekas yang terjadi pada masa kepemimpinan Hoegeng adalah kasus Sum Kuning dan kasus Robby Tjahjadi, which kinda hard too if i write it all this time. Temen-temen bisa browsing kasus ini. Dari kasus ini juga saya melihat Hoegeng sebagai orang yang sangat berani menegakkan keadilan atas bangsa ini meskipun akhirnya harus mengalah karena dihentikan oleh orang-orang yang berkuasa pada saat itu. Bagaimanapun juga, Hoegeng harus tetap menghormati atasannya. 

Hoegeng lengser dari jabatannya pada tahun 1971, meskipun seharusnya dia masih memiliki dua tahun menjabat sebagai Kapolri. Apa alasan pemberhentiannya ? Ah, sepertinya cukup jelas. Kehadirannya mengusik ketenteraman orang-orang yang berkuasa pada masa itu.
......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Hoegeng digambarkan sebagai seorang pekerja keras, terbuka, ramah, supel, dan tidak takut pada atasan bila benar. Di keluarga intinya, yaitu isteri dan anak-anaknya, Hoegeng juga menanamkan agar tidak menggunakan kekuasaannya untuk memperoleh fasilitas-fasilitas mewah. Hoegeng banyak disebut sebagai Kapolri paling miskin. Ya tentu saja, Hoegeng tak pernah bertoleransi untuk menerima fasilitas-fasilitas jabatannya. Beliau adalah sosok polisi jujur yang sederhana dalam bersikap, merakyat, dapat dijangkau, namun hatinya begitu luas untuk bangsa ini. 
......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Rabu 14 Juli 2004 Hoegeng Iman Santoso telah pergi. Di tengah carut-marutnya korupsi, seorang pemimpin yang begitu menjadi teladan ini telah berpulang. Namun ketika saya membaca kisahnya, harapan saya akan pemimpin yang jujur dan bersih itu kembali menguat. Ketika hari-hari ini kita melihat bahwa pemimpin sewenang-wenang terhadap kekuasaannya, memperkaya keluarganya, dan tak mau tahu soal bangsa ini, sungguh saya ingin kalian tahu dan percaya, bahwa akan bangkit Hoegeng-Hoegeng baru atas bangsa ini. Saya begitu mengerti atas setiap krisis kepercayaan yang terjadi di masyarakat lantaran pemimpinnya ga pernah peduli sama rakyatnya. Mungkin ada yang berpendapat, "Ah, sosok macam Hoegeng langka, hanya 1 diantara 100. Mustahil bangsa ini bisa bangkit dan dipimpin orang seperti Hoegeng."

Tapi teman, 1 diantara 100 membuktikan bahwa masih dan akan ada pemimpin-pemimpin seperti Hoegeng, yang rela berjuang untuk keadilan dan kebenaran. Yang rela menukarkan kenyamanannya untuk turun ke jalan dan mengamankan lalu lintas, yang rela menolak segala macam bentuk kecurangan, yang rela memberi teladan bagi bawahannya. Yang rela memberikan hati dan pikirannya untuk bangsa ini.

Malam ini saya ingin berusaha meyakinkan teman-teman, untuk kembali percaya akan bangkit lagi terang atas Indonesia, atas bangsa yang sangat dicintai ini. Ketika matamu tidak melihat dan telingamu tak lagi mendengar Indonesia yang damai dan sejahtera, silahkan tutup mata dan telingamu, dan berjalanlah dengan keyakinan dan harapan, berjalanlah dengan iman bahwa sungguh bangsa ini akan bangkit. Sungguh, karena ada teman-teman dan saya yang turut berjaga-jaga atas bangsa ini.Sungguh karena bangsa ini layak menjadi bangsa yang besar. Jangan padamkan gelora itu. Jangan kikis idealisme itu. Berjalanlah terus, karena pemimpin-pemimpin bangsa itu akan bangkit, Hoegeng-Hoegeng baru akan muncul.

Mari terus berdoa dan bekerja untuk bangsa ini. Selamat malam.
on Friday, November 28, 2014
It's November 28th again and another birthday of yours is coming. I know i'm not there right beside you, but you know my heart always belongs to you. This morning i woke up with such a grateful heart because my queen is now getting older hahaha. And i'm jealous of you because the older you get, the more beautiful you are, huhuhu. But what's so good about getting older ? It's about the time i get to know you even more. Another year passed and i'm glad to spend it with you. There is nothing else i can say but i'm so thankful to have you in my life. 




You know Mom, my friends always have the same expression when i tell them that we could talk on phone for hours, everyday ! Hahaha. They wonder what we can do for hours without seeing one each other but still have a great chit chat. It's actually not kind of important conversation, it's just me trying to keep you in line because i want to hear your voice so i ask many things but at the end of the time we will get bored and decide to end our chat. So lame, hahaha. But i always love telling you a bunch of new stories each day, your response is always fascinating. 

And it's not good that today i can't take a picture with the birthday-woman. You know you always have great style and expression when we took photos and taking pictures with you is always my favorite part. Here is an example :


Oh and here is another example :


And here is an expanded example haha :


I always love how the smell of your body lingers on me. I love to sleep under your armpit cause it's so warm and fragrant. I love our jokes, i love our same taste in food (rebusan, ikan asin, sambel terasi, cabe rawit, terong bakar), i love our cooking-time, i love all your recipes, i love all that you cook, i love the way you love Gromit and Chum, i love playing with your hair, i love hugging your neck the most. 

So i will just sum up these feelings : i love you Mom.



You are like a best friend to me. You are not only a mother but you are also a father. You know Mom, i used to see you as a dependent woman behind Dad when he was still with us,standing behind his back and his decisions. But now the viewpoint is definitely gone. I can testify that you are an independent woman, a strong yet a gentle woman. You climb up the mountains and you break through the walls. You teach me how to be strong when even the heart is broken cause it's not an excuse to stop. Thank you for moving forward, thank you for not staying in sorrows, thank you for choosing to stand up again, thank you for not giving up, thank you for running again on the track, yes, those decisions you took when your heart was broken into pieces. 

I know you have dreams for me and it's still a long way to go. I hope we will see these dreams fulfilled in years ahead, with you holding my hands and running together on the race. But to the first hope of all, i hope your dreams are His dreams so we know that we will soar on wings like eagles, we will run but never grow weary, we will walk and not be faint (Isaiah 40:31).

*** Here's a song for my queen. I think of you when i listen to this song. And thanks to SO7 for this beautiful song :)

Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas di mataku
Warna-warna indahmu

Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlihat jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Sifatmu nan s'lalu
Redahkan ambisiku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang layu

Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Belai lembut jarimu
Sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
***

Happy birthday, my queen. I love you and i will always will.
And yes, we will go there, to your dream city someday, someday ! :)








on Friday, November 7, 2014
Selamat pagi semuaaaaaa ! Apa kabaaarr ?? So happy pagi ini Bintaro cerah dan sejuk, seperti hati ku hahaha. am happy too bisa cerita-cerita lagi di blog ini. Hope you enjoy it !

Sedikit cerita (memulai kisah ini) di semester 3 ini my college life is so hectic. Jadwal dimana-mana. Tugas menemani ku setiap harinya. Belajar menjadi habit ku :) wkwkwk. Frekuensi telponan sama mama pun jadi dikurangi-kurangi. Banyak teman-teman yang mengaku baru merasa kuliah di tingkat 2 ini (lah terus kemarin ngapain?) Presentasi, kuis, tugas, dan baca, baca, baca !! Ya begitulah, jadi pagi ini saya sedikit luang makanya bisa menulis di blog.Terus apa hubungannya sama throw that rubbish? Mari kita mulai hahaha

Pagi ini seperti biasa saya membersihkan kamar, sebelumnya ya saya cuci-cuci baju dulu, menunaikan kewajiban yang belum terlaksana krn banyak tugas. Selesai cuci-cuci baju saya mulai beres-beres kamar. Beres-beres segalanya. Eh tapi ternyata ga sadar selama ini ada yang saya lewatkan. Waktu beresin meja belajar, saya bukalah laci tempat alat-alat tulis. Banyak banget perkakas di dalamnya. Kalkulator, dasi, pop-up notes, payung, dan banyak banget kertas. Saya lanjut beres2 dan tiba ketika pegang tas yang saya pakai kemarin, saya lihat ada kertas-kertas yang telah tak terpakai dan sebagian emang menurut saya ga terlalu penting jadi saya buang ke lantai biar dikumpul dengan sampah-sampah lain. Suddenly Bapa nanya, "Kalo yang itu dibuang, yang di laci kenapa ga dibuang?" Jengjengjeng, saya pun bingung mau jawab apa. Kertas-kertas di laci itu adalah kumpulan struk belanja dan ATM yang sudah saya simpan sejak awal tinggal di Bintaro. Sudah saya susun rapi, saya satukan untuk struk belanja, struk makan-makan lucu, struk ATM, dan tiket bioskop. Saya pun cuma bilang "Gapapa, buat bahan perbandingan harga aja kok Bapa".
"Ohya? Coba di cek lagi motivasinya menyimpan itu apa".
Diam, bingung harus kata apa. "Ya buat bahan perbandingan harga,dan biar tau udah belanja apa aja selama ini".
"Yakin?"
"Ehmm ia."
"Buang 'sampah-sampah' itu."
"Yah kan udah disusun sejak lama, udah rapi pula Bapa."
"Berguna ga ? Kalo ga ya buang."

Saya pun terpaku di depan laci itu, yang nyuruh ini Bapa loh, ya taat aja. Meskipun dalam hati sedih, krn sudah lama hidup bersama struk-struk ini hahaha. Saya mulai jatuhkan ke lantai satu per satu rangkaian struk yang sudah saya simpan selama ini. Pas mau buang tiket bioskop sempet-sempetnya pula nanya, "Yang tiket bioskop di buang juga kah ?"
"Ya iya lah, emang buat apa?"
"Biar inget udh pernah nonton film apa aja (so lame me)."
"Emang ga mampu nginget epa udah nonton film apa aja ?"
Yaudah akhirnya saya buang semua.

Setelah selesai beres-beres saya duduk di depan notebook saya. And He said "I dont want you to save rubbish. Sepertinya bukan sampah, tapi ya itu sampah, ga berguna buatmu. Ada space yang bisa diisi dengan hal-hal yang lebih penting. Kasih ruang untuk hal-hal penting buat laci itu. Jangan biarkan kebiasaan membuat space itu penuh dengan hal-hal ga berguna."

Okelah, saya pun menangis. Memang Dia sering sekali menegur dengan cara-cara seperti ini. Dia pun lebih memperjelas lagi "Sama dengan hidupmu, hal-hal yang ga berguna ya dibuang pa. Ngapain disimpen kalo ga berguna? Memenuhi space yang harusnya bisa diisi dengan kebenaran.Jangan sayang dengan yang namanya tradisi. Hidupilah kebenaran."

Kemarin malam saya sedang berpikir keras mengapa satu lingkungan di sekitar saya tampaknya hidup mempertahankan tradisi, apa yang benar di mata manusia bukan 'kebenaran' yang sesungguhnya, dan pagi ini saya diingatkan ternyata saya pun masih melakukan kebiasaan-kebiasaan yang ga berguna tersebut. Seperti kata salah satu dosen di tingkat 2, "Kita seringkali membenarkan yang biasa  bukan membiasakan yang benar. "

For everyone of you reading this post, i hope you dont keep that rubbish in your life. Rubbish semacam apa ? Sakit hati, marah, dendam, iri hati dan hal-hal lain yang sebenarnya ga berguna buat hidupmu. I know sometimes kita nyaman membiarkan sampah-sampah itu dalam hidup. Entah karena malas membuang atau emang nyaman menyimpannya karena ya sudah lama. Nyaman ketika membenci orang lain, karena ya emang dia salah dsb. Tapi yang namanya sampah harus dibuang, bau, man dan menuh-menuhin aja. It won't make you grow, it obstructs you to go further.

Jadi bapak ibu saudara sekalian, segera beres-beres dan jangan biarkan satu sampah pun tinggal.Bersih pangkal sehat lohhhhh :D

Sekian. Have a blessed day  !


on Wednesday, October 8, 2014
Good night, people !
This post below is a song from Casting Crowns (thanks for Casting Crowns for this beautiful song). Hope this song will bless you as its blessed me. And remember as always that He is faithful, so have no fear :)

Who am i, that the Lord of all the earth would care to know my name, would care to feel my hurt ?
Who am i, that the Bright and Morning Star would choose to light the way for my ever wandering heart?
Not because of who im but because of what You've done

Not because of what ive done but because of who You are


im a flower quickly fading, here today and gone tomorrow, a wave tossed in the ocean, a vapor in the wind
Still You hear me when im calling
Lord, You catch me when im falling and You've told me who im
im Yours, im Yours


Who am i, that the eyes that see my sin would look on me with love and watch me rise again?
Who am i, that the voice that calmed the sea would call out through the rain
And calm the storm in me?
Not because of who im but because of what You've done


Not because of what ive done but because of who You are

im a flower quickly fading, here today and gone tomorrow, a wave tossed in the ocean, a vapor in the wind
Still You hear me when im calling
Lord, You catch me when im falling and You've told me who im
im Yours, im Yours
on Monday, July 7, 2014









When troubles come i trust in You
For i know You will lead me through
And i know You are faithful till the end
And when the storms are drawing near
When i am with You i don't have to fear
You are my shepherd on whom i can depend
Through the days, through the nights
I know You're always by my side
Lord You are always here with me
There is no changing God in Thee
You are the same yesterday, today, and forevermore
Here on Your promises i stand
You hold my future in Your hands
My solid rock, Almighty God
I worship You


I will sit quietly right behind This Man that drives me. Neither knowing the directions nor holding a map. Yet i will be still, cause i know who drives me, Him.
on Tuesday, May 20, 2014


I heard 'em say He brought me from a mighty long way
And now today I can testify that I believe it
And on my way I realized He's the one who kept me
When the storms of life arise, sleepless nights and desperate cries, He has captured every tear, assuring me He hears
Every prayer, waiting on the answer, only to discover He is near
And He hears every prayer for He has done great things
And I believe He's a God that always answers prayer
I heard 'em say the prayers of the righteous availeth much
And now today I can testify that I believe it
Now on my way I wanna let you know that He will keep you
When the storms of life arise, sleepless nights and desperate cries, He's captured every tear, assuring me that He hears
So don't despise the tears you've cried or the prayers that you have prayed
Heaven heard your every word and the answer, the answer's on the way – Israel Houghton, Every Prayer

I’ve been walking this far and realized that God always answers prayers. It can be yes or no. Many people say God doesn’t answer their prayers when God doesn’t grant them what they asked. But I believe it’s just another way of God telling them “No, I’ve something better for you” or “No, I want you to wait a little bit longer for that”.  But sometimes we become impatient just because it doesn’t come right at the moment we pray. We suddenly become doubtful and start to ask ourselves “Does He hear me?” and when the thing get worse we start to blame God because He doesn’t give us what we want. 

But that’s just the way it is. God’s answer is either yes or no. But about the time, there’s nobody really knows because it’s up to Him whenever He wants to answer you. But in every moment of my life, I can grant testify that God’s answer comes in a perfect moment. It’s never too late or too fast, it’s just perfect. 

Let me tell you a story about Lazarus. He was a brother of Mary and Martha. Mary was that one who anointed the Lord with ointment, and wiped His feet with her hair. Lazarus was sick at that time and thus they sent a news telling Jesus that their brother was sick. But what Jesus said was surprising. I believe at that time those people there felt like Jesus didn’t care because He said  This sickness is not unto death, but for the glory of God, that the Son of God might be glorified thereby” and Jesus abode two days still in the same place where He was. You see, Jesus didn’t immediately come to Lazarus because He had something greater than that. 

Then Jesus decided to go back to Judaea. When Jesus arrived, He found that Lazarus had been died and lain in the grave four days already. Then Martha, as soon as she heard that Jesus was coming, went and met him and said, “Lord, if You had been here, my brother wouldn’t have died”. Then when Mary was come where Jesus was, and saw Him, she fell down at His feet, saying unto Him, “Lord, if You had been here, my brother would not have been died”.

When Jesus saw Mary and people there crying, He groaned in the spirit and was troubled. Even Jesus cried, He felt so hard to see tears came from those who believed in Him. Then Jesus went to the grave and said “Take away the stone!” but Martha said, “Lord, by this time he stinketh for he had been dead four days”. But Jesus said “Said I not unto you, that if you believe, you will see the Glory of God?” and they took away the stone. 

And Jesus lifted up His eyes, and said “Father, I thank You that You had heard Me. And I knew that You hear me always but because of the people which stand by, I said it, that they may believe that You had sent Me”.  And when He thus had spoken, He cried with a loud voice “Lazarus, come forth!”. Lazarus that was dead came forth, bound hand and foot with graveclothes and his face was bound about with a napkin.

That’s the way it is. Sometime He doesn’t say yes to your prayer all because He wants to give the best to you. He would rather say no to your prayer because He wants you to believe Him and let Him do the things, those wonderful things. He wants you to die with all of your dreams so that He can take a full control to work and let you know that He is able and He loves you.
Sometime He wants to take you to the lowest point of your life to let you know that He cares too much for you. Even He cries with you whenever you feel sad. Just like when He cried when He saw Mary was crying because of Lazarus.

I want to let you know, that the answer is on the way to come. Just believe in God, because your doubt prevents Him to do all for you. He wants you to believe Him, not sometimes, not a day, not a week, but in everytime in your life, He wants you to believe in Him.

He sometime lets your dreams die within your pride. He sometime let you cry and hurt. But believe me, it’s all because He wants you to rise as a victor, to wipe the tears and heal the wounds and tells you that He loves you. A father sometime rebukes and chastens his child, but it’s all because he loves him and so does Jesus loves you.