“Come on, you can do it ! Hap hap hap ! Tosssss !”
“Do you believe Me? Do you believe I can do it ?”
“I forgive you”
“Okay, that’s enough crying, now let’s walk again”
“Good job ! Tos dulu dong!”
“Really ? I don’t think so”
“I see you there. Can you see it too ? Can you see it the way I see it
? Can you see it as far as I can see it ?”
“I heart you. I will always will”
“Gua percaya lu pasti bisa pa. Semangat dulu lah. Yok semangat. Hap hap
hap ! Tosss !”
“Ah masa ?”
“I know this heart (pointing to my heart), I know that you are going to
do it. I know yourself too far, better than what you know. Cause I know this
heart, I made it. It will follow Me.”
“Smileeeee ! Cheersssssssss!”
“I even never have any idea to leave you for a second.“
“Gapapa. Udah tau kan salahnya dimana ?”
“Kamu yang harus berubah kalau mau lihat generasimu berubah”
“Bajunya kaya anak-anak”
“Masa pake kaos mau ke L*H? Ga banget”
“Itu mulu yang ditanyain.”
“Sini peluk dulu”
“Anak Bapa”
“Gini loh pa..... (Then start explaining clearly)”
“Bapa juga sayang epa. Selalu.”
"Inget ga sih pa waktu Kita kesitu dulu (Habis itu ngobrol panjang lebar)"
“We are gonna make it pa”
Malam ini saya berusaha
menuliskan beberapa kalimat yang paling sering saya dengar dari Seseorang yang
saya sebut Tuan. Malam ini saya mau menuliskan apa yang saya rasakan tentang
Dia. Maybe some people are going to judge me like “Tuhan ga main blog. Ngapain
lu nulis di blog tentang Dia. Berdoa aja di kamar lu. Gausah dramatis (based on
my prior experience)”. But i know He reads this one hahahaha. im too happy. I
need to tell it out loud. Hahahaha. Its been a while since i wrote something on my blog, biar ga ada sarang laba-labanya (sok oke).
Kepada Tuan yang hatiNya hangat
dan lembut seperti selimut yang dibekalkan mama dari rumah,
Terimakasih dari hati yang
terdalam untuk Tuan yang telah membawa terang ke hidup saya yang gelap. My life
was dark, flat, and empty. Now all i see is blessing. Terimakasih Tuan telah
bersabar mendengar all my lame stories that have no end hahahahaha. Terimakasih
telah menghiburkan hati saya.
Terimakasih telah mengangkat
kepala saya, saya tidak tertunduk malu lagi. Terimakasih for having fun with
me, laughing, and sharing Your heart with me. Terimakasih buat setiap didikan
yang menyelamatkan saya dari kebinasaan. Terimakasih untuk selalu ada di setiap
detik hidup saya. Terimakasih telah membuat saya pede. Terimakasih telah
menegur dan menghajar saya. Terimakasih telah mencintai saya lebih dari apa
yang dapat saya bayangkan.
Menulis ini agak berat buat saya.
Karena sulit merangkainya dalam kata-kata. Tentang semua yang telah Tuan dan
saya lalui bersama. Sangat sulit buat saya mengerti jalan pikiran Tuhan yang
sering sekali berbenturan dengan fakta yang saya lihat. Tapi, terimakasih telah
setia menanamkan setiap kebenaran dalam hidup saya sehingga step by step saya
jadi mengerti arti dari semua keputusan Tuan, dan semuanya baik.
Terimakasih, karena Tuan percaya bahwa
saya bisa bertanggungjawab atas tugas yang Tuan berikan.
Terimakasih untuk setiap
pelatihan. Terimakasih untuk setiap senyuman yang membuat hati saya selalu
meleleh. Terimakasih telah berbicara setiap pagi kepada saya dan menjelaskan
kerinduan hati Tuan. Kadang saya terlalu egois, tapi saya mau menjadi prajurit
yang tidak sibuk mikirin dirinya sendiri.
Terimakasih Tuan yang baik, telah
mengobati luka-luka terdalam di hati saya karena saya harus kehilangan ayah
yang sangat saya kasihi dan andalkan. Terimakasih Tuan tidak membenci saya karena
telah menuduh Tuan waktu itu sebagai perebut kebahagiaan saya. Saya sangat buta
waktu itu, not realizing that You felt my hurt too sewaktu
saya mendengar dokter bilang kalau my dad had gone. Saya terlalu terluka sampai
tidak mampu mengangkat kepala. Minder, merasa asing sendiri, tidak punya
tujuan, my life was broken into pieces. Terimakasih menantikan saya
bertahun-tahun di pintu yang sama sampai saya membuka pintu untuk Tuan masuk.
Terimakasih karena di masa-masa terberat itu, Tuan yang selalu meneguhkan hati
saya. Terimakasih karena sekarang saya punya keluarga yang lengkap. Terimakasih
telah mengajar saya melihat apa arti keluarga dari sisi Tuan, bahwa tidak ada
yang salah, Tuan pegang kendalinya.
Banyak ucapan terimakasih yang
harus saya berikan buat Tuan. Tulisan ini tidak akan cukup menampungnya. But lets go on hahahha....
Terimakasih Tuan tidak malu
berjalan dan mengajar saya yang tidak ada apa-apanya ini. Terimakasih telah
menawarkan pelukan hangat yang selalu
menyelamatkan saya dari kesedihan-kesedihan saya. Terimakasih telah mengajarkan
saya memiliki respon yang benar sehingga tidak kecewa dengan keadaan.
Terimakasih untuk mindset yang Tuan luruskan.
Terimakasih telah menyemangati
saya di setiap saat. Terimakasih, karena Tuan percaya
saya bisa melakukan dan menyelesaikannya. Terimakasih Tuan telah menanggung apa
yang Tuan harusnya tidak perlu tanggung.
Terimakasih, telah menjadi Ayah
yang sempurna, yang bisa saya andalkan, yang bisa saya ajak diskusi, yang bisa
saya tanyai setiap saat, yang bisa buat saya pelu dan saya manja-manjaan. Hehehe.
Terimakasih telah membesarkan dan
mendidik saya dengan penuh kasih. Terimakasih telah mencukupi
setiap kebutuhan saya.
Terimakasih telah menjadi guru,
partner diskusi, supporter, sahabat sejati, penyelamat, saudara, provider, dan
segala yang saya butuhkan. Terimakasih untuk Tuan yang adalah Ayah berhati
lembut dan hangat. I will always love you. (From Epa)
Finding and Walking with Him for the rest of my life will always be the best achievement i ever have in my life.