Hey, Throw That Rubbish !

on Friday, November 7, 2014
Selamat pagi semuaaaaaa ! Apa kabaaarr ?? So happy pagi ini Bintaro cerah dan sejuk, seperti hati ku hahaha. am happy too bisa cerita-cerita lagi di blog ini. Hope you enjoy it !

Sedikit cerita (memulai kisah ini) di semester 3 ini my college life is so hectic. Jadwal dimana-mana. Tugas menemani ku setiap harinya. Belajar menjadi habit ku :) wkwkwk. Frekuensi telponan sama mama pun jadi dikurangi-kurangi. Banyak teman-teman yang mengaku baru merasa kuliah di tingkat 2 ini (lah terus kemarin ngapain?) Presentasi, kuis, tugas, dan baca, baca, baca !! Ya begitulah, jadi pagi ini saya sedikit luang makanya bisa menulis di blog.Terus apa hubungannya sama throw that rubbish? Mari kita mulai hahaha

Pagi ini seperti biasa saya membersihkan kamar, sebelumnya ya saya cuci-cuci baju dulu, menunaikan kewajiban yang belum terlaksana krn banyak tugas. Selesai cuci-cuci baju saya mulai beres-beres kamar. Beres-beres segalanya. Eh tapi ternyata ga sadar selama ini ada yang saya lewatkan. Waktu beresin meja belajar, saya bukalah laci tempat alat-alat tulis. Banyak banget perkakas di dalamnya. Kalkulator, dasi, pop-up notes, payung, dan banyak banget kertas. Saya lanjut beres2 dan tiba ketika pegang tas yang saya pakai kemarin, saya lihat ada kertas-kertas yang telah tak terpakai dan sebagian emang menurut saya ga terlalu penting jadi saya buang ke lantai biar dikumpul dengan sampah-sampah lain. Suddenly Bapa nanya, "Kalo yang itu dibuang, yang di laci kenapa ga dibuang?" Jengjengjeng, saya pun bingung mau jawab apa. Kertas-kertas di laci itu adalah kumpulan struk belanja dan ATM yang sudah saya simpan sejak awal tinggal di Bintaro. Sudah saya susun rapi, saya satukan untuk struk belanja, struk makan-makan lucu, struk ATM, dan tiket bioskop. Saya pun cuma bilang "Gapapa, buat bahan perbandingan harga aja kok Bapa".
"Ohya? Coba di cek lagi motivasinya menyimpan itu apa".
Diam, bingung harus kata apa. "Ya buat bahan perbandingan harga,dan biar tau udah belanja apa aja selama ini".
"Yakin?"
"Ehmm ia."
"Buang 'sampah-sampah' itu."
"Yah kan udah disusun sejak lama, udah rapi pula Bapa."
"Berguna ga ? Kalo ga ya buang."

Saya pun terpaku di depan laci itu, yang nyuruh ini Bapa loh, ya taat aja. Meskipun dalam hati sedih, krn sudah lama hidup bersama struk-struk ini hahaha. Saya mulai jatuhkan ke lantai satu per satu rangkaian struk yang sudah saya simpan selama ini. Pas mau buang tiket bioskop sempet-sempetnya pula nanya, "Yang tiket bioskop di buang juga kah ?"
"Ya iya lah, emang buat apa?"
"Biar inget udh pernah nonton film apa aja (so lame me)."
"Emang ga mampu nginget epa udah nonton film apa aja ?"
Yaudah akhirnya saya buang semua.

Setelah selesai beres-beres saya duduk di depan notebook saya. And He said "I dont want you to save rubbish. Sepertinya bukan sampah, tapi ya itu sampah, ga berguna buatmu. Ada space yang bisa diisi dengan hal-hal yang lebih penting. Kasih ruang untuk hal-hal penting buat laci itu. Jangan biarkan kebiasaan membuat space itu penuh dengan hal-hal ga berguna."

Okelah, saya pun menangis. Memang Dia sering sekali menegur dengan cara-cara seperti ini. Dia pun lebih memperjelas lagi "Sama dengan hidupmu, hal-hal yang ga berguna ya dibuang pa. Ngapain disimpen kalo ga berguna? Memenuhi space yang harusnya bisa diisi dengan kebenaran.Jangan sayang dengan yang namanya tradisi. Hidupilah kebenaran."

Kemarin malam saya sedang berpikir keras mengapa satu lingkungan di sekitar saya tampaknya hidup mempertahankan tradisi, apa yang benar di mata manusia bukan 'kebenaran' yang sesungguhnya, dan pagi ini saya diingatkan ternyata saya pun masih melakukan kebiasaan-kebiasaan yang ga berguna tersebut. Seperti kata salah satu dosen di tingkat 2, "Kita seringkali membenarkan yang biasa  bukan membiasakan yang benar. "

For everyone of you reading this post, i hope you dont keep that rubbish in your life. Rubbish semacam apa ? Sakit hati, marah, dendam, iri hati dan hal-hal lain yang sebenarnya ga berguna buat hidupmu. I know sometimes kita nyaman membiarkan sampah-sampah itu dalam hidup. Entah karena malas membuang atau emang nyaman menyimpannya karena ya sudah lama. Nyaman ketika membenci orang lain, karena ya emang dia salah dsb. Tapi yang namanya sampah harus dibuang, bau, man dan menuh-menuhin aja. It won't make you grow, it obstructs you to go further.

Jadi bapak ibu saudara sekalian, segera beres-beres dan jangan biarkan satu sampah pun tinggal.Bersih pangkal sehat lohhhhh :D

Sekian. Have a blessed day  !


2 comments:

Unknown said...

Like it so much... <3<3 God give us strength to clean and find a solution not to forget the problem... ^.^

Unknown said...

thanks indria sudah mampir dan komen. hope it brings you a blessing. sori gue baru lihat blog lagi hehe

Post a Comment